Disusun oleh Mgs Zainuri Ronie dari blog rznvd.wordpress.com
MASJID JAMI’ PASAR LAMA BATURAJA terletak diantara Jln. Ogan/jln. Ahmad Dahlan dan Jln H.Agus Salim dipinggiran Sungai Ogan yang membelah Kota Baturaja Kabupaten OKU Sumatera Selatan. Masjid ini diperkirakan sudah mulai didirikan pada tahun 1916.
Masyarakat Pasar Baturaja yang bermukim di Kampung kertapati (Jln. Kertapati sekarang) dan Pasar Baturaja (Pasar Lama sekarang), sehingga apabila warga mau sholat Jum’at harus pergi ke Masjid Dusun Baturaja (sekarang Masjid Ar-Ridwan Dusun Baturaja) dikarenakan inilah satu-satunya masjid yang ada di daerah ini. Masjid tersebut didirikan oleh K.H.M.Akib yang lebih dikenal sebagai Kyai Muaro Siring. Pelaksanaan sholat Jum’at ini kebanyakan didominasi oleh masyarakat pasar Baturaja baik adzan maupun khotbahnya.
masjid jami' diambil kampung cemara (seberang sungai). foto: joni
Atas musawarah dan mufakat maka masyarakat pasar baturaja akan mendirikan masjid dan pada tahun 1915 ditentukan lokasi untuk pembangunan masjid di Bukit Oteng yang ada dipasar lama.
Kondisi bukit tersebut berupa tanah dan batu karang, dimana sebagian areal tanah tersebut dipergunakan sebagai areal tanah perkuburan. Dengan bergotong royong maka bukit dibersihkan. Kuburan yang ada digali dan dipindahkan ke lokasi baru di sekitar Pasar Inpres sekarang. Untuk kuburan yang tidak ada ahli warisnya maka kerangkanya dikumpulkan menjadi satu dan dikuburkan kembali yang lokasinya sekarang berada dibawah mimbar. Bukit itu diratakan dan ada yang digali untuk membuat jalan tembus yang menghubungkan jalan pasar lama (jl.H.Agus salim sekarang) dengan jalan gayam/ogan (Jl. H.ahmad Dahlan sekarang) dan sering disebut lorong masjid.
Pada tahun 1916 dibuatlah bangunan sederhana berdinding bambu dan beratap kajang untuk tempat sholat dan pada tahun 1917 dibuat dari papan. Tahun 1932 atas ide H.P Abdoelah dan Wong tjirbon maka masjid tersebut di pugar dan dibangun lagi dengan mencontoh Masjid Muara Ogan Kertapati Palembang. Bangunannya semi permanen dengan luas 15 m X 15,5 m dan menara dari kayu setinggi 10 meter. Masjid ini punya tangga dua buah diarah sungai ogan dan disampingnya bak besar untuk wudhu.
Masjid ini dinamakan Masjid Jami’ dengan pengurus pertamanya adalah H. Basjaroeddin bin tadjoedin dan Kgs. Oesman sebagai Modim.
Pada tahun 1952 bangunan masjid diperluas lagi ke arah sungai ogan dengan ukuran 15 m X 21 m, bangunannya bersifat permanen dengan coran beton dan plesteran semen sedangkan untuk mencegah erosi di pinggir sungai ogan dibuatlah bendungan/dam. Pembangunan menara juga dilakukan dan dibuat dari beton dengan ketinggian 17 meter dan dimasa ini kepengurusan masjid Jami’ diketuai oleh K.H.R. Zainal Arifin Al Abbasy.
Pada tahun 1983 kepengurusan Masjid Jami’ terdiri dari Mgs.H.Abd.Ronie, Hasan Basri H.Wahid, Mgs.Abd. Kadir Manan dan Idrus Hasyim. Dan di masa inilah dengan bantuan masyarakat Pasar Baturaja khususnya Pasar Lama dan Bupati OKU Saleh Hasan dilakukan renovasi dan penambahan menara diarah pinggiran sungai ogan serta pembangunan gubah masjid sehingga ukuran masjid menjadi 21 m X 31 m. Lantai bangunan lama teraso dan bangunan baru berlantai keramik. Pembangunan dan renovasi selesai di tahun 1985.
Nara sumber:
1. Ning Ayu (Secik) 2. Anwar Azhari H.Muhammad 3. Mgs Abd Kadir Manan 4. H. Hasan Basri Wahid 5. Sumber lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
aslamualakum wr.wb
ReplyDeletebener-bener masjid itu sangat luas sanggup menampung seribu orang kalau berjamaah.
- Jika bulan ramadhan Saya sesekali sholat tarawih di sana kepingin merasakan pindah-pindah bedanya sholat tidak di satu masjid
- Tarawihnya lama rakaatnya paling banyak di antara masjid yang lain mungkin sekitar 21 rakaat saya sampai ngantuk sekali ada bacaan-bacaan asmaul husna + zikir + sholawat selesai keluar masjid pikiran ku terasa tenang sekali